Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Perjalanan cerita Anda akan menjadi panjang apabila Anda memiliki catatan dan karya.

Perjalanan ke Kampung Ilmu, Surabaya


Beberapa dosen merekomendasikan kami untuk membeli beberapa buku kuliah. Selain itu, karena hingga semester 4 juga belum pernah memiliki satu pun buku kuliah. Kalaupun ada itupun pasti pinjaman. Itulah mengapa saya melakukan perjalanan ini, eaaa perjalanan. Padahal Cuma di Surabaya.

Sebelumnya Saya mencoba untuk mencarinya di toko online, ternyata harganya cukup menguras dompet. Selain itu, kalau buku kuliah pasti akan jarang saya baca kecuali waktu butuh-butuh saja.
Saya kemudian mencoba mencari akal agar bisa membelinya dengan harga yang murah. Hingga saya berpikir untuk mencoba mencarinya di Kampung Ilmu, letaknya di Jalan Semarang, Kota Surabaya. Itu juga sambil jalan-jalan tujuannya, hehehe.
Saya mencari dan mengatur waktu agar tidak terlalu sibuk, dan tepat hari ini tidak cukup sibuk. Misalnya saya tidak pergi, mungkin cuma rebahan saja di asmara. Maklumlah, kata orang-orang generasi milenial banyak rebahnya. Hehehe, tapi saya mencoba untuk tidak mempraktikkannya.
Hari Jum’at malam sebenarnya tugas kuliah cukup banyak, dan ditambah badan juga cukup pegal. Merem melek karo ngerjakne tugas. Done, akhirnya 22.58 tugas selesai! waktunya untuk istirahat.
Tiket pemberangkatan tertulis pukul 05.18. Sebelum itu, karena kantor kerja di Madrasah masuk, aku tetap harus bersih-bersih dulu sebelumnya. Sebelum berangkat, tidur pun rasanya tidak nyaman. Jam 3 akhirnya saya terbangun, dan dilanjutkan bersih-bersih sampai pukul 04.50. Dan..... Waktu setengah jam ternyata tidak cukup panjang. Tepat kereta berhenti di stasiun, baru ku berikan tiket ke loket. Motor yang kukendarai langsung ku taruh, dan masuk ke kereta. Dalam hati “ketok ane bakale ruwet ki nek balik, parkir motor ga nggawe karcis, langsung deleh, tinggal.”
“Pikiran tidak tenang karena motor, tapi kalau aku fikir terus-terusan bakal ga tenang ini perjalanan, toh mau dipikir mau engga sama aja.” Gumamku.
Tidak banyak cerita di kareta, soalnya setelah kereta berangkat mata langsung terpejam. Tidur. Kemudian terbangun waktu di stasiun Cerme, kalo tidak salah itu stasiun pemberhentian pertama di Surabaya untuk kereta yang kunaiki.
Setibanya di Stasiun Pasar Turi pukul 07.30, yang pertama kulakukan adalah mencari sarapan. Disitu aku bertemu orang yang sama-sama berasal dari Bojonegoro, yaitu dari Kasiman. Kami berbincang ringan, tentang asal rumah, tujuan dan beberapa lainnya. Katanya, setelah ini ia akan pergi ke Bandara Djuanda, kemudian ke lokasi kerja tambang di Kalimantan.
Tak lama setelah itu, kemudian ia melanjutkan perjalanannya. Aku pun turut demikian, setelah membayar aku juga melanjutkan perjalanan. Dari Stasiun Pasar Turi sampai ke lokasi ‘Kampung Ilmu’ kurang lebih berjarak 1 km. Namun sebelum sampai ke Kampung Ilmu, toko-toko buku sudah berjejer di sepanjang jalan Semarang.
Sebelum ke Kampung Ilmu, ku coba untuk mencarinya ke toko buku di sepanjang jalan Semarang. Namun nihil. Kelihatannya aku juga kepagian sih, hehehe. Belum semua toko buka di sepanjang Jalan Semarang itu. Ku berjalan terus ke arah sana, hingga sampai di Kampung Ilmu. Dan tepat sesampainya di sana, hujan deras turun. Cukup lama aku berteduh di salah satu toko buku, tidak lupa, aku juga bertanya pasal buku itu. Namun juga nihil.
Setelah hujan reda, aku mulai berkeliling di toko di seputaran Kampung Ilmu. Buku itu judulnya ‘Sistem Ekonomi Islam'. Kata salah satu pemilik toko, “memang agak sulit untuk mendapatkan buku sejenis itu, soalnya tidak begitu populer.” Tuturnya.
Belum ku dapat buku itu, aku malah menemukan buku lain yang menarik. “Hadehhh”, kataku dalam hati “tidak konsisten, “ Tambah ku.
“Tapi tak apalah, toh juga akan bermanfaat. Kalau tidak sekarang ya lain waktu, Hehehe.” Hiburku sendiri dalam hati.
Waktu sudah siang, sudah pukul 11.00, sudah dua jam aku berputar-putar mengelilingi Kampung Ilmu. Hingga akhirnya aku menemukannya. “Alhamdulillah ketemu juga bukunya,” gumamku dalam hati.
Sebenarnya aku sudah menghubungi dua teman yang sedang di Surabaya juga. Temanku ini kuliah, sehingga berdomisili tinggal di Surabaya. Setelah buku itu ketemu, aku menunggu teman ku sambil memesan kopi di sana. Hingga pukul 13.00 belum ada kabar, aku juga belum sholat dhuhur. Waktu mau sholat di Kampung Ilmu, air tidak keluar. “Wah kacau ini,” batinku.
Akhirnya berkeliling di jalan Semarang untuk mencari musholla, hingga kemudian aku menemukan dan memutuskan untuk sholat di pom bensin di sebrang jalan.
Baru saja aku selesai sholat, HP ku berbunyi. Ternyata panggilan untuk kuliah. Segera kuangkat dan mencari tempat yang nyaman untuk kuliah. Keluar dari pom bensin, kulihaada warung yang nyaman untuk kuliah. Segera buka persenjataan untuk kuliah, maksud saya laptop. Hehehe.
Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 15.00, dan kuliah dilanjutkan melalui WhatsApp. Tanya jawab tertulis. Tak lama teman ku tiba, sebenarnya tujuan kami adalah ke kos teman ku itu. Tapi aku tidak bawa helm, akhirnya kita pergi ngopi di depan stasiun. Cukup renyah pembicaraan itu hingga pukul 17.00. Kemudian kita pergi ke masjid untuk shalat Ashar.
Karena kita pergi ke masjid dengan berjalan kaki, selesai sholat temanku mengambil motornya. Cukup lama menunggu, sekitar 15 menit an. “Wong kur cedak ae kok suwi,” gumamku. Ternyata temanku kembali sambil membawa roti bakar, kaget juga dan rodok sungkan. Hehe, tapi tetap aja enak. Wong gratis.
Kemudian selepas shalat Maghrib, kami masing-masing kembali melanjutkan perjalanannya sendiri-sendiri. Temanku kembali ke kos, aku ke stasiun untuk kembali pulang ke rumah.

Posting Komentar untuk " Perjalanan ke Kampung Ilmu, Surabaya"