Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Perjalanan cerita Anda akan menjadi panjang apabila Anda memiliki catatan dan karya.

Ini Adalah Sedikit Cerita Dari Kota Kecil Bojonegoro


Jum'at (30/04/22), Kumulai ceritanya dari hari ini. Hari ini aku bangun kesiangan dan tidak sahur lagi. Tapi untungnya aku sudah makan lebih di malam harinya. Jam setengah 9 aku bangun, ku sambut pagi di bulan Ramadhan ke 27 ini dengan membuka laptop lebih awal untuk mengerjakan sisa kemarin. Setelahnya ku cuci baju dan berangkat ke gudang baznas. Dalam hati sebelum sampai di sana, "nanti aku akan menunggu selesai distribusi di gudang, atau misal dimarahi, aku paling tidak sudah mencoba untuk datang." Namun yang terjadi adalah aku hanya menunggu orang-orang yang akan mengambil sisa bingkisan kado lebaran. "Hufffft, seharusnya jika aku tau, aku ke sini membawa laptop, bisa ku selesaikan kerjaku lebih cepat. Seandainya!" Sesalku dalam hati.

Selanjutnya dengan aktivitas yang random, rebahan dan scroll hp hingga dilanjutkan dengan sholat Jum'at. Jam 1, mungkin lebih dikit, aku dan beberapa rekan baznas ke kantor untuk pembubaran panitia bulan Ramadhan di 2022 ini. Di dalam perjalanan, kami membawa beberapa bingkisan kado lebaran ke kantor baznas di atas. Cukup lah pengantarnya, hehehe. Aku mau ke cerita utama yang alurnya akan sedikit maju mundur.
Dua hari sebelumnya, di hari Rabu (28/4) aku ikut melaksanakan pendistribusian kado lebaran. Sebelumnya aku sudah diberi kabar oleh staff jika hari ini saya harus membantu baznas untuk pendistribusian. Panggil saja 'Mas Broni'. Sesuai rencana, pendistribusian hari itu adalah sebanyak 836+, disebar di Bojonegoro timur (500) dan Bojonegoro barat (336). Selebihnya diambil di gudang, dan aku tidak tahu jumlah pastinya tentang itu.
Dalam pendistribusian, aku ikut rombongan ke arah barat sebagai panitia IT untuk merekam dan me live kan kegiatanya melalui Instagram @baznasbojonegoro. Diawali dari Kalitidu dan diakhiri di Purwosari. Banyak yang berbeda dari pendistribusian kali ini, salah santuya adalah sistem distribusi, dan kendaraan yang berbeda dari tahun sebelumnya.
Bagiku, pendistribusian Ramadhan kali ini lebih berkesan dari pada tahun kemarin. Pertama, aku masih bisa belajar dan mengevaluasi diriku terkait dengan pengaturan waktu dalam berkegiata, termasuk manejemen hati juga berpengaruh dalam hal ini. Jika Ramadhan tahun kemarin aku bisa lebih banyak menghabiskan waktu di Baznas, namun tidak dengan tahun ini. Alasanya adalah aku mendapatkan tanggung jawab tambahan, sehingga harus lebih pandai mengatur waktu; Kedua, kebersamaan lebih terasa di tahun ini, sebagai contoh adalah kegiatan packing barang yang dilakukan malam hari sebanyak dua kali, itu cukup berkesan untuku; ketiga, mungkin aku akan membuat cerita khusus tentang ini di alinea baru.

Syahid di Bulan Ramadhan
Ini adalah sebuah cerita yang cukup mengharukan, dan memukul hati. Ini adalah cerita tentang supir yang kelelahan saat distribusi dan harus berpulang ke rahmatullah. Mengutip Pak Eko, yang kemudian kata-kata ini aku ringkas menjadi lebih singkat. Sebelum benar-benar drop ia mengatakan, "ini adalah pertama kali saya menjadi drop saat nyupir, dan ini juga pertama kalinya aku mengantarkan barang berupa donasi/zakat (kado lebaran)." Ungkap pak supir.

Setelahnya aku bertanya tentang usia bapak supir, katanya, usianya adalah antara 50 - 60 tahun. Cukup senja sebenarnya untuk menjadi seorang supir, kalo kataku sih ini. Kondisi drop ini terjadi setelah melewati Kecamatan Kedewan, beliau muntah-muntah dan lemas. Hingga selanjutnya harus membatalkan puasanya.

Truk tetap dikendarai dari Kedewan hingga ke Padangan. Kondisinya adalah tambah menjadi drop. Disitu kondisi semakin bingung saat hujan turun dan siapa yang akan melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya salah satu relawan, yaitu rekan kami, Adib menawarkan diri menjadi supirnya. Sehabis sholat dhuhur perjalanan kami lanjutkan bersama adib sebagai supirnya. Bapak supir sementara diistirahatkan di Smp Padangan bersama Fatihul.
Dalam perjalanan truk yang dikendarai Adib cukup banyak drama disitu. Hampir saja menabrak orang, di klakson dengan kenjang dan yang lainya. Hingga kami kembali ke Padangan, bapak supir akhirnya harus pulang lebih dulu dengan kendaraan lain karena masih harus mampir mengantar kado lebaran di Purwosari.
Selepas dari Purwosari kami kembali ke gudang, dan saling bercerita tentang cerita hari itu. Cerita lainya, di arah timur dengan 7 orang bersama truk dan supir bpbd mengantar 500 paket kado lebaran dengan kondisi yang sama-sama hujan.
Hingga tadi, di saat penutupan dan pembubaran panitia aku mengetahui jika pak supir sudah berpulang ke rahmatullah. Saya tidak berani mengatakan ini suatu keberuntungan karena meningal dunia adalah salah satu bentuk musibah. Namun mungkin ini bisa diambil hikmah dan pelajaran. Ini juga bisa dianggap sebagai kebetulan yang baik. Bapak supir berpulang ke ramhatullah dalam kondisi yang cepat dan tidak membebani keluarga terlalu lama. Beliau berpualang di malam jum'at pukul 10 malam di rumah sakit, di bulan Ramadhan, semoga berpulang dalam keadaan khusnul khatimah. Saat mengantarkan paket untuk anak-anak yatim dan duafa insyallah adalah tujuan ibadah kepada Allah SWT. Aku sendiri menambahkan jika beliau adalah meninggal yang baik, beliau meninggal bersama karena melakukan pekerjaan yang dicintai.
#Ya Allah, mudahkan segala urusaa hamba dalam beribadah kepada Mu.

Posting Komentar untuk "Ini Adalah Sedikit Cerita Dari Kota Kecil Bojonegoro"